Rabu, 18 November 2015

Bawa Perasaan

Seiring ngetrendnya istilah bawa perasaan yang disingkat menjadi baper, anak – anak sekarang jadi susah kalo lagi galau atau dengerin lagu. Ngeshare playlist lagu dibilang baper, padahal lagunya emang enak didenger, nulis puitis dikit dibilang baper. Baper. Baper. Baper everywhere.

Kalo jaman gue sekolah dulu, gue taunya bumper, belum ada istilah baper pada masa itu. Buat yang belum tau apa itu bumper, sini gue kasi tau. Bumper itu video pembuka suatu acara, ntah itu live atau di media TV, biasanya nih kalo live suka ditampilin di screen multimedia atau kalo di TV bumper itu animasi tulisan tulisan gitu, biasanya untuk judul acara yg mau tayang.



Balik lagi ke baper. Baper saat ini berarti mencurahkan isi hati. Kalo jaman gue muda dulu sih istilahnya curcol; curhat colongan, atau bahasa yang agak alaynya itu melacur; melakukan curhat. Istilah kyk gitu tuh dibarengi dengan istilah lainnya, seperti: Serkong; Geser bokong (minta space untuk duduk pada saat lg ngerumpi asik) biasanya digunakan dalam kalimat: “serkong dikit dong..” trus biasanya dibales gini: “aduuh udah PW nih..” (PW: Posisi Wenaak) yg artinya ngga mau serkong alias “cari tempat lain aja.”

Sebenernya, singkat-singkatan itu udah ada sejak tahun 2004-an.. tapi singkatannya masih bisa lah dipanjangin dan diartiin tanpa perlu dijelasin udah pasti tau arti dan maksudnya. Kenapa di tahun 2004-an banyak singkatan?? Karena pada saat itu keypad handphone masih 12 tombol, angka 1 sekaligus simbol, angka  2 sekaligus huruf ABC, angka 3 DEF, angka 4 GHI, dst dst. Jadi, kalo ngetik SMS juga harus disingkat biar ngga jadi 2 messages yang artinya harus keluarin dua kali tarif SMS. Pada waktu itu, tarif SMS masih mahal: Rp. 350, jadi kalo kirim 2 messages kan jadi Rp. 700, sedangkan uang saku cuma Rp. 5000 sehari, bisa abis buat beli pulsa aja kalo gitu terus.



iiiih, baperan deh ini penulisnya.. pake curcol masa  muda lagii. Emang sekarang udah tua???
Hmm.. oke, gini aja baperan gue malem ini.
Bye.
Bandung, 19 November 2015

adidod.  

Kamis, 18 Juni 2015

Akhirnya Gue Sarjana

Kuliah? Skripsi? Ngejar dosen? Begadang ampe pagi? Deadline? Semuanya sudah gue selesein selama 5,5tahun. Iya, gue baru aja 'mentas' dari almamater kesayangan gue yaitu Universitas Udayana Bali, kalo ngga sayang ngapain gue lama-lama di Fakultas Peternakan ini. Gue lulus memuaskan dengan Indeks Predikat yang ngga perlu ditulis di sini.

Itu ngga penting, yang penting gue sekarang bisa teriak MAAAAAK ANAKMU SUDAH SARJANAAA di depan makam nyokap dikuburin tepat 2 tahun lalu. Sedikit sedih sih dengernya, sementara nyokap pesennya cuma "anaknya mama minimal harus sarjana, nanti kalo mau lanjut S2 ya terserah..". Masa-masa sulit saat nyokap sakit itu yang bikin kuliah gue molor, kalo nyokap sehat sehat aja pasti gue bisa selesei tepat waktu. Tapi dibalik kesulitan itu semua, nyokap ngajarin ke anaknya tentang tanggung jawab dan memaksa anaknya untuk dewasa. Gue yakin kalo nyokap pengen anaknya sukses.
Sekarang gue udah menyandang gelar sarjana peternakan yang disingkat S.Pt di belakang nama gue. Yang berarti gue harus siap menerima tanggung jawab baru untuk meneruskan hidup. Yang paling berat gue rasain itu bukan apa apa, cuman ninggalin Bali ini yang agak ngga rela, dimana Bali ini tempat gue belajar ilmu baru. Misi awalnya cuma 'biar kenal sodara' merembet ke misi misi tak terduga. Gimana gue harus bisa beradaptasi ke lingkungan yang sama sekali beda dengan tanah kelahiran gue, belajar me-manage uang saku, manage waktu, belajar bisnis, sampai belajar untuk menjadi lebih dewasa.
Bali, tempat indah yang biasa disebut pulau surga. Suara ombak di pantai bisa menyejukkan pikiran, menenangkan otak dan hati, saksi bisu saat gue meneteskan  air mata dikala hati sedang galau. Suasana kampus yang mempertemukan gue dengan teman-teman Fapet Unud 2009, 2010, 2011 yang menjadi keluarga baru gue saat menjalani kuliah dan kegiatan ekstra kampus. Masih seger di ingatan gue pertama kali kita saling berkenalan satu sama lain, muka mukanya masih kayak anak anak. Ada yang sok cantik, ada yang cantik beneran, ada yang sok ganteng <-- (ini gue), dan ngga ada yang ganteng beneran. Sampai akhirnya pengelompokan Praktek Kerja Magang (PKM) memisahkan kesolid-an kami. Kami sibuk dengan kelompok PKM masing-masing, tapi setelah PKM selesai, kami kembali utuh, bertemu kembali setelah dipisahkan satu semester. Tapi berikutnya.. Kami harus dipisahkan lagi dengan kesibukan yang berbeda saat mulai menyusun skripsi. Ada yang giat bertemu dosen, ada yang biasa aja, ada juga yang hampir hilang semangat kerjain skripsi. Sampai akhirnya angkatan 2009 ngga bisa wisuda bareng-bareng. Gue nikmatin aja waktu ngerjain skripsi, waktu di-php-in dosen untuk bimbingan, waktu habisin rokok 2 kotak per-malam, waktu stress gara-gara hitungan ngga match. Itu semua bakal jadi pemanis kehidupan gue yang lebih keras nantinya.
Kurang lebih 5 jam lagi setelah tulisan ini kelar, gue bakal ada dalam perjalanan menuju tanah kelahiran gue. Gue bakal ninggalin Bali untuk melanjutkan hidup. Yang artinya gue harus ninggalin orang-orang yang terlanjur gue sayang di Bali. Paman, Bibi, adik-kakak sepupu, yang udah gue anggep sebagai sodara kandung gue. Gue pulang bawa kenangan aja, paling banter cuma bawa foto foto bersama mereka untuk diceritakan kembali saat bertemu mereka kelak (ntah kapan) Muncul pertanyaan: "Gue ngga rela ninggalin Bali atau Bali yang ngga mau gue pergi?"
Sekali lagi, Terima Kasih Bali sudah menjadikan gue orang yang lebih dewasa dari sebelumnya. Dan selamat tinggal masa mudaku. Sekarang gue sudah dewasa. Misi di Bali sudah komplit.
-Adhitya Ranangga Putra, S.Pt.-
Denpasar, 19 Juni 2015.
p.s: foto foto kenangan di bali bakal di-upload secepatnya kalo nemu leptop dan koneksi internet.

Rabu, 11 Februari 2015

matahari senja.

Foto itu tiba tiba muncul dalam bentuk display picture dari seseoarang yang mengirimkan pesan broadcast di media blackberry messenger. Dia sudah tampak lebih 'wanita' dari saat terakhir kali dia meninggalkanku. rambutnya yang terlihat panjang, dan agak berwarna merah itu membuatnya terlihat semakin cantik. Seseorang yang pernah mengajariku arti dari sebuah perhatian, kasih sayang, hingga menunjukkan kepadaku rasanya jatuh cinta, tidak lupa pula memberitahuku rasa kecewa yang menorehkan luka di hati.


Sore ini matahari mulai mewarnai langit dengan coretan warna emasnya, tak sedikit pula para seniman fotografi mengabadikan kecantikan pemandangan langit dan laut yang sedang memerah, menembak dari berbagai sudut tebing hingga menjadi sebuah karya yang luar biasa. Langit yang memerah itu tak lama lagi akan digantikan dengan gelapnya malam, pohon pun mengucapkan selamat tinggal pada matahari dan berharap mereka bertemu lagi di senja berikutnya.

Matahari selalu mengajarkan kita tentang kehidupan, memberi cahaya, memberi harapan baru di pagi hari, memberikan tantangan di siang hari, dan menciptakan keindahan di sore hari. Seandainya aku menyebutmu sebagai matahari, apa aku terlalu berlebihan? aku rasa tidak, karena bila kamu matahari yang telah mengajarkan aku berbagai pelajaran hidu sampai akhirnya meninggalkanku, aku akan tetap menjadi pohon yang selalu ingin melihat kecantikanmu lagi.

Denpasar - 11 Februari 2015.

Senin, 02 Februari 2015

aku dan malam

Pukul 1:07 waktu indonesia bagian jam yang berdetak di dinding kamarku. Iya, ini dini hari. Sudah beberapa pekan ini saya tidak pernah bertemu dengan larut malam, mungkin saat ini dini hari rindu padaku dan ingin melepaskannya dengan cara dia bercerita. Dengan kalimat pertanyaan yang terlontar padsaya secara bertubi-tubi menyapaku. Hai, apa kabar kamu? aku dengar kamu sedang menjalani rutinitas hidup sehat? Jadi, sebelum meninggalkanku aku kau anggap tidak sehat?

Memang terdengar basa basi dan membuatku cukup terhening untuk beberapa detik. Ahh.. hanya mencoba, tidak ada salahnya ‘kan mencoba hidup sehat..

Obrolan saya dengan malam terus berlanjut, dari rasanya hidup sehat, menjalankan kewajiban yang harus diselesaikan, hingga berbicara tentang masa depan. Ternyata saya lebih nyaman bercerita dengan malam hari, entah mengapa otak saya dipenuhi beberapa suuara obrolan seperti lebah yang sedang berkumpul di sarangnya. Dan saya akui semua ini hanya imajinasi yang selalu muncul saat malam melewati batas larut.
Obrolan saya dengan malam akan saya ceritakan sedikit di sini.

Ketika dia meminta saya menceritakan tentang hidup sehat, saat itu rutinitas hidup sehat saya dimulai dari mengatur waktu, yang pertama adalah waktu tidur. Saya mulai mencoba memejamkan mata pukul 23:00 dan membuka mata pukul 5:00 dan itu terus berulang hingga seminggu meskipun pada hari-hari itu tidak melakukan kegiatan tambahan, setelah berjalan satu minggu saya mengatur waktu makan dan olah raga. Olahraga dimulai dari jogging pukul 5:30 hingga pukul 6:30. Jam makan juga saya atur sebagaimana  sarapan pukul 7:00, makan siang pukul 14:00 dan makan malam paling akhir pukul 20:00 dan terus berulang hingga berat badan saya turun 5 kg dalam waktu dua minggu.

Selanjutnya saya mengerjakan kewajiban sebagai mahasiswa tingkat akhir yang tak kunjung berakhir, saya harus mengerjakan skripsi dan berbagai tumpukan tugas yang lain. Skripsi yang sudah lama terbengkalai mulai disentuh lagi, bimbingan demi bimbingan saya lalui dengan sabar dan gigih, entah dikoreksi atau tidak oleh dosen pembimbing, saya melsayakan yang terbaik menurut saya dan sampai bimbingan menuju bab IV tentang pembahasan, akhirnya beliau membacanya dan baru sadar kalau hasil di bagian awal bab IV ternyata salah, pada saat itu air mata yang mau keluar dan kemarahan dengan penuh kekecewaan saya hampir berucap “jadi selama ini saya bimbingan ga dibaca!!” namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat saya yang berencana mengakhiri status sebagai mahasiswa justru semakin berkobar sampai akhirnya tulisan saya diterima beliau dengan menggoreskan tanda tangannya di kolom pengesahan sebagai pembimbing. Beberapa hari yang lalu saya sukses membawakan seminar saya tentang skripsi yang telah tertulis.

Tidak berhenti di sana, setelah satu kewajiban selesai saya masih dihantui oleh kewajiban-kewajiban lain yang harus diseleseikan. Kewajiban tersebut adalah tentang masa depan saya. Masa depan saya biarkan saya dan malam saja yang menyimpan ceritanya.


Akhirnya malam pun berganti pagi, saya selalu suka dengan pagi karena dia memberikan harapan-harapan baru yang harus dikejar dimulai dengan melangkah di pagi hari. 

Denpasar, 3 Februari 2015

Selasa, 06 Januari 2015

You rock, man!

This time to say thank you for all reader. I say thank you very much because this blog has read by 1000 readers. Ithink this blog was serving not important content, but you all keep read this blog.

I don't know how you can find 'trash post-or-never important post' of my blog. At statistic i have, readers come from many country who (i think) they don't know my language. But this is google's era, you can translate anyword you want to translate.google.com any where any time.

So, if you want to know Indonesia as my country I lived there. If you want to know my trip in Indonesia, let's go follow jarumutara.wordpress.com it's mean North Navigation. I think, Jarum Utara have unique philosofi. You can help me to share the unique at the comment box.

Once again, thankyou very much and sorry if my english is bad. This is my first time i wrote on english. Bye.. See you next post.