Pukul 1:07 waktu indonesia bagian
jam yang berdetak di dinding kamarku. Iya, ini dini hari. Sudah beberapa pekan
ini saya tidak pernah bertemu dengan larut malam, mungkin saat ini dini hari
rindu padaku dan ingin melepaskannya dengan cara dia bercerita. Dengan kalimat
pertanyaan yang terlontar padsaya secara bertubi-tubi menyapaku. Hai, apa
kabar kamu? aku dengar kamu sedang menjalani rutinitas hidup sehat? Jadi,
sebelum meninggalkanku aku kau anggap tidak sehat?
Memang terdengar basa basi dan
membuatku cukup terhening untuk beberapa detik. Ahh.. hanya mencoba, tidak ada
salahnya ‘kan mencoba hidup sehat..
Obrolan saya dengan malam terus
berlanjut, dari rasanya hidup sehat, menjalankan kewajiban yang harus
diselesaikan, hingga berbicara tentang masa depan. Ternyata saya lebih nyaman
bercerita dengan malam hari, entah mengapa otak saya dipenuhi beberapa suuara
obrolan seperti lebah yang sedang berkumpul di sarangnya. Dan saya akui semua
ini hanya imajinasi yang selalu muncul saat malam melewati batas larut.
Obrolan saya dengan malam akan
saya ceritakan sedikit di sini.
Ketika dia meminta saya
menceritakan tentang hidup sehat, saat itu rutinitas hidup sehat saya dimulai
dari mengatur waktu, yang pertama adalah waktu tidur. Saya mulai mencoba
memejamkan mata pukul 23:00 dan membuka mata pukul 5:00 dan itu terus berulang
hingga seminggu meskipun pada hari-hari itu tidak melakukan kegiatan tambahan,
setelah berjalan satu minggu saya mengatur waktu makan dan olah raga. Olahraga
dimulai dari jogging pukul 5:30 hingga pukul 6:30. Jam makan juga saya atur
sebagaimana sarapan pukul 7:00, makan
siang pukul 14:00 dan makan malam paling akhir pukul 20:00 dan terus berulang
hingga berat badan saya turun 5 kg dalam waktu dua minggu.
Selanjutnya saya mengerjakan
kewajiban sebagai mahasiswa tingkat akhir yang tak kunjung berakhir, saya harus
mengerjakan skripsi dan berbagai tumpukan tugas yang lain. Skripsi yang sudah lama
terbengkalai mulai disentuh lagi, bimbingan demi bimbingan saya lalui dengan
sabar dan gigih, entah dikoreksi atau tidak oleh dosen pembimbing, saya melsayakan
yang terbaik menurut saya dan sampai bimbingan menuju bab IV tentang
pembahasan, akhirnya beliau membacanya dan baru sadar kalau hasil di bagian
awal bab IV ternyata salah, pada saat itu air mata yang mau keluar dan
kemarahan dengan penuh kekecewaan saya hampir berucap “jadi selama ini saya
bimbingan ga dibaca!!” namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat saya yang
berencana mengakhiri status sebagai mahasiswa justru semakin berkobar sampai
akhirnya tulisan saya diterima beliau dengan menggoreskan tanda tangannya di
kolom pengesahan sebagai pembimbing. Beberapa hari yang lalu saya sukses
membawakan seminar saya tentang skripsi yang telah tertulis.
Tidak berhenti di sana, setelah
satu kewajiban selesai saya masih dihantui oleh kewajiban-kewajiban lain yang
harus diseleseikan. Kewajiban tersebut adalah tentang masa depan saya. Masa depan
saya biarkan saya dan malam saja yang menyimpan ceritanya.
Akhirnya malam pun berganti pagi,
saya selalu suka dengan pagi karena dia memberikan harapan-harapan baru yang
harus dikejar dimulai dengan melangkah di pagi hari.
Denpasar, 3 Februari 2015
Denpasar, 3 Februari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar