Senin, 02 Februari 2015

aku dan malam

Pukul 1:07 waktu indonesia bagian jam yang berdetak di dinding kamarku. Iya, ini dini hari. Sudah beberapa pekan ini saya tidak pernah bertemu dengan larut malam, mungkin saat ini dini hari rindu padaku dan ingin melepaskannya dengan cara dia bercerita. Dengan kalimat pertanyaan yang terlontar padsaya secara bertubi-tubi menyapaku. Hai, apa kabar kamu? aku dengar kamu sedang menjalani rutinitas hidup sehat? Jadi, sebelum meninggalkanku aku kau anggap tidak sehat?

Memang terdengar basa basi dan membuatku cukup terhening untuk beberapa detik. Ahh.. hanya mencoba, tidak ada salahnya ‘kan mencoba hidup sehat..

Obrolan saya dengan malam terus berlanjut, dari rasanya hidup sehat, menjalankan kewajiban yang harus diselesaikan, hingga berbicara tentang masa depan. Ternyata saya lebih nyaman bercerita dengan malam hari, entah mengapa otak saya dipenuhi beberapa suuara obrolan seperti lebah yang sedang berkumpul di sarangnya. Dan saya akui semua ini hanya imajinasi yang selalu muncul saat malam melewati batas larut.
Obrolan saya dengan malam akan saya ceritakan sedikit di sini.

Ketika dia meminta saya menceritakan tentang hidup sehat, saat itu rutinitas hidup sehat saya dimulai dari mengatur waktu, yang pertama adalah waktu tidur. Saya mulai mencoba memejamkan mata pukul 23:00 dan membuka mata pukul 5:00 dan itu terus berulang hingga seminggu meskipun pada hari-hari itu tidak melakukan kegiatan tambahan, setelah berjalan satu minggu saya mengatur waktu makan dan olah raga. Olahraga dimulai dari jogging pukul 5:30 hingga pukul 6:30. Jam makan juga saya atur sebagaimana  sarapan pukul 7:00, makan siang pukul 14:00 dan makan malam paling akhir pukul 20:00 dan terus berulang hingga berat badan saya turun 5 kg dalam waktu dua minggu.

Selanjutnya saya mengerjakan kewajiban sebagai mahasiswa tingkat akhir yang tak kunjung berakhir, saya harus mengerjakan skripsi dan berbagai tumpukan tugas yang lain. Skripsi yang sudah lama terbengkalai mulai disentuh lagi, bimbingan demi bimbingan saya lalui dengan sabar dan gigih, entah dikoreksi atau tidak oleh dosen pembimbing, saya melsayakan yang terbaik menurut saya dan sampai bimbingan menuju bab IV tentang pembahasan, akhirnya beliau membacanya dan baru sadar kalau hasil di bagian awal bab IV ternyata salah, pada saat itu air mata yang mau keluar dan kemarahan dengan penuh kekecewaan saya hampir berucap “jadi selama ini saya bimbingan ga dibaca!!” namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat saya yang berencana mengakhiri status sebagai mahasiswa justru semakin berkobar sampai akhirnya tulisan saya diterima beliau dengan menggoreskan tanda tangannya di kolom pengesahan sebagai pembimbing. Beberapa hari yang lalu saya sukses membawakan seminar saya tentang skripsi yang telah tertulis.

Tidak berhenti di sana, setelah satu kewajiban selesai saya masih dihantui oleh kewajiban-kewajiban lain yang harus diseleseikan. Kewajiban tersebut adalah tentang masa depan saya. Masa depan saya biarkan saya dan malam saja yang menyimpan ceritanya.


Akhirnya malam pun berganti pagi, saya selalu suka dengan pagi karena dia memberikan harapan-harapan baru yang harus dikejar dimulai dengan melangkah di pagi hari. 

Denpasar, 3 Februari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar